Seorang Anak soleh bertanya kepada gurunya. Kebetulan, gurunya itu seorang ulama besar.
“Wahai guruku, siapakah hamba yang paling dicintai Allah?”. Sang Ulama sejenak terdiam, dia begitu berbahagia mendengar pertanyaan muridnya serperti itu. Kemudian ia pun berkata:
“Pertanyaanmu sangat bagus. Untuk menjawab pertanyaanmu, dengarkanlah aku akan membacakan sabda Nabi saw.”
Ulama bijak itu mulai membacakan sabda Rasulullah saw.:
“Barangsiapa pada waktu pagi berniat untuk membela orang yang teraniaya dan memenuhi kebutuhan seorang Muslim, baginya ganjaran seperti ganjaran ibadah haji yang mabrur. Hamba yang paling dicintai Allah ialah yang paling bermanfaat buat manusia. Seutama-utamanya amal ialah memasukkan rasa bahagia pada hati orang beriman: melepaskan lapar, membebaskan kesulitan, atau membayarkan utang.”
Selesai membacakan sabda Nabi saw. Murid itu bertanya lagi:
“Siapakah pejuang di jalan Allah?”
Sang Ulama menjawab dengan sabda nabi saw.:
“Orang yang bekerja keras untuk membantu janda dan orang miskin adalah seperti pejuang di jalan Allah atau seperti orang yang terus menerus shalat malam atau terus menerus puasa.”
“Wahai guruku, masih bolehkah aku mengajukan pertanyaan yang lain?”
“Boleh, silahkan,” jawab sang Ulama.
“Aku pernah mendengar, kelak ada hamba Allah yang akan mendapatkan 73 ampunan. Siapakah orang yang akan mendapatkan 73 ampunan tersebut?”
“Nabi saw. Mengatakan: Barangsiapa membebaskan orang mukmin dari kesusahannya atau menolong orang yang teraniaya, Allah berikan kepada 73 ampunan,” jawab sang Ulama.
“Wahai guruku. Aku masih punya dua pertanyaan lagi, jika ada seseorang Muslim yang kaya bertanya kepadaku, ‘Karena apa aku diberi rizki? Bagaimana aku harus menjawabnya? Kedua, apakah Rasulullah saw. Juga berwasiat kepada keluarganya untuk mencintai orang-orang miskin?”
Sang Ulama menjawab:
“Untuk pertanyaanmu yang pertama, katakana kepadanya: Nabi bersabda, ‘Kamu ditolong dan diberi rizki karena bantuan orang-orang lemah di antara kamu.’ Dan untuk pertanyaanmy yang kedua: Benar, Rasulullah saw. Juga berwasiat kepada keluarganya untuk mencintai orang-orang miskin. Rasulullah saw. Pernah bersabda kepada isterinya yang bernama Aisyah: Cintailah orang miskin dan akrabkanlah dengan mereka, supaya Allah pun akrab dengan engkau pada hari kiamat.”
Mendengarkan jawaban-jawaban sang Ulama, si anak saleg manggut-manggut. Dia sangat puas mendapatkan jawaban-jawaban gurunya itu. Dia sangat berbahagia sekali mendapatkan ilmu yang begitu banyak dari gurunya yang ikhlas itu. Mereka pun setelah itu pulang ke rumah masig-masing. Begitu Anak Shaleh itu akan meninggalkan tempat, tiba-tiba gurunya memanggilnya:
“Kemari Nak. Sebelum aku berpusah denganmu, aku ingin membacakan sebiah sabda Nabi yang lain,” lanjut sang ulama.
“Nabi saw. Bersabda: Segala sesuatu ada kuncinya, dan kunci surga ialah mencintai orang-orang miskin.”
“Kalau begitu, aku akan bekerja keras mencari harta yang halal sebanyak-banyaknya. Aku berniat akan membela dan membantu orang-orang yang teraniaya, para janda dan orang-orang miskin. Pada mereka, aku akan mencari kunci surga,” jawaban si Anak shaleh.
Posting Komentar