AMRU BIN JUMUH

Kaum Muslim bersiap-siap akan pergi ke medan perang Uhud. Amru bin Jumuh, salah seorang di antara mereka sedang bersiap-siap mengenakan baju perang. Dia bermaksud akan berangkat bersama-sama kaum Muslim yang lain.
Amru bin Jumuh adalah seorang yang pincang. Melihat kepincangannya, kaumnya mencegahnya untuk pergi ke medan perang. Lagi pula, empat anaknya sudah syahid ketika ikut berperang bersama-sama dengan Nabi saw. dilarang oleh kaumnya, Amru menolak larangan mereka, seraya berkata:
“Mereka semua pergi ke surga, apakah aku haru duduk-duduk bersama kalian?”
Oleh kaumnya, Amru tetap dicegah pergi ke medan perang. Mendapat cegahan seperti itu, Amru mengadukan persoalannya kepada Rasulullah saw.
“Wahai rasulullah. Kaumku mencegahku pergi bersama-sama tuan. Demi allah, aku ingin menginjka surga dengan kakiku yang pincang ini.”
“Engkau dimaafkan. Berperang tidak wajib atas dirimu,”kata Nabi menjelaskan.
“aku tahu itu, wahai Rasulullah. Tapi aku ingin berangkat kesana.”
Menyaksikan semangat Amru yang begitu menggebi, Rasulullah saw. berabda:
“Biarkan dia pergi. Semoga Allah menganugerahkan kesyahidan kepadanya.”
Kaki yang pincang tidak membuat Amru enggan pergi ke medan perang. Dengan anaknya yang lain, Amru dengan gigih berperang. Dia mendambakan surga. Dalam perang itulah dia terbunuh. Amru bin Jumuh syahid.
Begitu perang telah selesai, kaum wanita yang ikut pergi ke medan perang semuanya pulang. Diantara mereka adalah Siti Aisyah. Ditengah jalan, Siti ‘Aisyah melihat Hindun. Hindun adalah isteri Amru bin Jumuh.
Melihat mayat-mayat yang dibawa diatas untanya, ‘Aisyah bertanya kepada Hindun:
Mayat-mayat siapakah di atas unta itu?”
“Saudaraku, anakku dan suamiku,” jawab Hindun.
“Akan dikubur di Madinah,” jawab Hindun.
Unta yang dituntun oleh Hindun tampak terseot-seot lalu merebah.
“Mungkin terlalu berat,” jelas Siti ‘Aisyah.
“Tidak. Unta ini kuat sekali. Mungkin ada sebab lain.” Jawab Hindun.
Setelah unta itu dipukul oleh Hindun sampai berdiri, namun ia mengarah kea rah Uhud dan berjalan cepat sekali. Ketika dibelokkan ke arah Madinah unta itu merebah kembali. Menyaksikan keadaan unta yang aneh seperti itu, Hindun segera melaporkannya kepada Rasulullah saw.
“Wahai Rasulullah. Jasad saudaraku, anakku dan suamiku akan kubawa dengan unta ini untuk dikuburkan di Madinah. Tetapu binatang ini tidak mau berjalan bahkan berbalik ke Uhud dengan cepat.”
Rasululah saw. berkata kepada Hindun:
“Sungguh unta ini sangat kuat. Apakah suamimu tidak berkata apa-apa ketika hendak berangkat, dia mengadap ke kiblat dan berdoa:”Ya Allah, janganlah Engkau kembalikan aku ke keluargaku dan limpahkanlah kepadaku kesyahidan.”
Rasulullah saw. bersabda:
“karena itulah unta tidak mau berangkat ke Madinah. Allah swt tidak mau mengembalikan jasad ini ke Madinah.”
Kemudian Rasulullah saw bersabda lagi:
“Sesungguhnya di antara kamu sekalian ada orang0orang yang jika berdoa kepada Allah benar-benar dikabulkan. Di antara mereka adalah suamimu, Amru bin Jumuh.”
Setelah itu, Rasulullah saw. memerintahkan agar ketiga jasad itu dikuburkan di Uhud. Kemudian Rasulullah saw berkata kepada Hindun.
“Mereka akan bertemu di surga, Amru bin Jumuh, suamimu; Khulad, anakmu, dan Abdullah saudaramu.”
“Ya rasulullah. Doakan aku Mengumpulkan aku bersama mereka.” Kata Hindun memohon kepada Rasulullah saw.

Related product you might see:

Share this product :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. el_shalih blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger Template