“Fatimah adalah belahan nyawaku. Siapa yang menyakiti Fatimah, dia menyakitiku. Siapa yang membuat Fatimah murka, dia membuatku murka juga.”
Karena sangat sayangnnya terhadap Fatimah, kadang-kadang Rasulullah saw. Mencium Fatimah sambil berkata:
“Bila aku merindukan bau surge, aku mencium Fatimah.”
Suatu ketika, pada malam hari jum’at Fatimah berdiri sshalat di mihrabnya. Hasan, puteranya, melihat ibunya masih saja dalam keadaan ruku dan sujud hingga waktu subuh tiba. Dan pada malam itu, Hasan mendengar ibunya hanya mendoakan orang-orang beriman, laki-laki dan perempuan. Hasan tidak mendengar ibunya mendoakan dirinya dan keluarganya. Hasan menjadi penasaran, maka dia mengajukan pertanyaan kepada ibunya:
“Wahai ibuku, mengapa engkau tidak mendoakan diri engkau, sebagaimana engkau mendoakan orang selain engkau?”
Mendengar pertanyaan puteranya seperti itu, Siti Fatimah az-Zahra, penghulu wanita semesta alam, menjawab:
“Wahai puteraku. Tetangga dahulu. Setelah itu penghuni rumah.”
Posting Komentar