“Apa yang sedang kalian lakukan?”
“Kami sedang membangun sebuah masjid,”jawab mereka.
Bahlul bertanya lagi kepada mereka:
“Kenapa kalian membangun mesjid ini?”
Mereka menjawab:
“Tidak perlu bertanya kenapa, yang penting kami membangun masjid ini karena Allah.”
Selanjutnya, Bahlul pun pergi meninggalkan mereka dan sama sekali tidak ikut membantu mereka membangun mesjid tersebut.
Pada suatu hari, Bahlul ingin sekali menguji. Apakah mereka membangun mesjid tersebut dengan ikhlas. Maka Bahlul pergi ke tengah-tengah padang pasir untuk mencari sebuah batu. Setelah Bahlul mendapatkannya, diukirlah olehnya di atas batu itu kalimat, “Mesjid Bahlul”.
Ketika orang-orang hamper merampungkan pembangunan mesjid tersebut, suatu malam Bahlul dengan diam-diam menempelkan batu yang bertuliskan “Mesjid Bahlul” itu di atas pintu mesjid.
Keesokan harinya, seperti biasanya, mereka yang membangun mesjid berdatangan untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Tetapi mereka sangat terperangah ketika melihat mesjid yang mereka bangun itu dinamai “Mesjid Bahlul”. Dalam keadaan sangat marah, mereka pun mencari Bahlul sambil masing-masing membawa tongkat. Mereka bermaksud akan memukuli Bahlul. Dalam pikiran mereka, pasti yang mempunyai ulah seperti itu adalah Bahlul sendiri. Ketika mereka mendapatkan Bahlul dan hampir saja mereka memukulinya rame-rame, Bahlul sempat bertanya terlebih dahulu kepada mereka:
“Kenapa kalian akan memukuli aku?”
Mereka dengan serempak menjawab:
“Karena dengan menempelkan batu yang bertuliskan “Mesjid Bahlul” berarti engkau sangat tidak menghargai jerih payah kami. Bahkan berarti engkau telah mencuri mesjid kami.”
Mendengar pernyataan mereka seperti itu, Bahlul balik bertanya kepada mereka:
“Bukankah kalian mengatakan bahwa kalian membangun mesjid tersebut karena Allah? Seandainya banyak orang yang salah karena mengira bahwa akulah yang membangun mesjid tersebut, bukankah Allah Mahatahu dan mustahil salah menilai. Bahwa sesungguhnya di dahapan-Nya kalianlah orang-orang yang membangun mesjid tersebut? Bukankah ketika aku bertanya kepada kalian tempi hari, ‘Untuk apa kalian membangun mesjid ini’, kalian menjawab, ‘Tidak perlu bertanya ‘kenapa”, yang penting kami membangun mesjid ini karena Allah.” Mendengar ungkapan-ungkapan Bahlul seperti itu, mereka pun tidak jadi memukuli Bahlul. Bahkan dengan perasaan sangat malu, mereka meninggalkan Bahlul setelah meminta maaf kepada mereka. Mereka juga berterima kasih kepada Bahlul telah menyadarkan mereka. Dalam membangun mesjid itu, ternyata maksud Bahlul berbuat seperti itu adalah hanya untuk menguji keikhlasan mereka.
Posting Komentar