KISAH ABU BAKAR SIDDIK R.A.

Abu Bakar Siddik dilahirkan di negeri Mekah dua tahun sesudah lahir Rasulullah s.a.w. maka ia lebih muda dari pada Nabi Mubahham dua tahun.
Abu Bakar Siddik berbudi pekerti yang baik, bercita-cita tinggi dan jarang bandingannya di tanah Mekah. Tatkala Abu Bakar Siddik dewasa ia berusaha berniagaa (berdagang) terutama perniagaan kain. Dalam perniagaan ia terbilang lurus, jujur dan di percaya orang banyak. Oleh karena itu ia menjadi termasyhur seorang hartawan dan dermawan yang suka memberi makan orang fakir miskin juga sering memberi pakaiannya.
Tatkala Nabi Muhammad diangkat jadi Nabi dan Rasul, Abu Bakar Siddik orang yang mula-mula sekali memeluk agama Islam. Lalu dilahirkannya ke Islamannya serta diserunya orang lain memeluk agama itu. Ia korbankan jiwa dan hartanya untuk mmepertahankan Nabi Muhammad dan agama Islam. Ia menemani Rasulullah dalam gua bukit Sur waktu pergi hijrah bersama Rasulullah dan ditinggalkannya anak-anaknya serta harta di negeri Mekah.
Tatkala Rasulullah sakit yang penghabisan disuruhnya Abu Bakar Siddik menjadi iman sembahyang sebagai ganti dirinya sendiri. Lalu Abu Bakar Siddik sembahyang menjadi imam bagi umat Islam. Inilah sebabnya, tatkala Nabi berpulang ke rahmatullah sahabat-sahabatnya memilih Abu Bakar Siddik jadi Khalifah.

Abu Bakar Siddik di pilih jadi Khalifah
Ketika Rasulullah wafat, Abu Bakar Siddik tidak berada di kota Madinah. Tatkala di dengarnya kabar itu, lalu ia kembali ke Madinah dengan segera. Dilihatnya orang ramai dalam kesibukan dan huru-hara karena wafatnya Rasulullah saw. Diantara mereka ada yang percaya bahwa Rasullullah sebenarnya wafat dan ada juga tidak percaya. Setelah Abu Bakar Siddik tiba di Madinah, lalu ia masuk ke rumah Rasulullah sebenarnya telah berpulang ke rahmatullah, lalu diciumnya seraya berkata, “Aku tebus engkau, ya Rasulullah dengan ibu bapakku, sesungguhnya engkau telah merasakan mati yang dimestikan Allah bagi engkau.”
Kemudian ia keluar menghadap kepada orang ramai yang dalam keadaan sibuk itu, serata berkata, “Hai manusia sekalian! Siapa yang menyembag Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah mati dan siapa yang menyembah Allah, maka Allah tetap hidup bukan mati. “Kemudian dibacanya firman Allah:

Artinya: “Tiadalah Muhammad itu, melainkan Rasul, sesungguhnya telah terdahulu sebelumnya beberapa rasul, jika ia mati atau terbunuh, kembalikan kamu kepada agamamu yang dahulu?”
Dalam orang ramai sibuk itu terdengar kabar, bahwa Anshar (penduduk Madinah asli) mengadakan rapat di Saqifah Bani Sa’idah untuk bermusyawarah tentang urusan Khalifah (orang yang menggantikan Rasulullah saw). Lalu Abu Bakar Siddik dan Umar serta beberapa orang Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah pergi ke tempat Musyawarah itu, supaya jangan terjadi perselisihan faham dan perpecahan sesame kaum Muslim. Di sana didapatinya orang-orang Anshar telah memilih kepada Sa’ad bin Usbaidah, lalu orang-orang Muhajirin membantah pemilihan itu, sehingga terjadilah perdebatan yang hebat dan perselisihan yang hangat antara kedua belah pihak itu (Anshar dan Muhajirin), sehingga raja pula. “Terjadilah hiruk pikuk dan bertegang urat leher antara mereka itu akhirnya berkata Umar, “Tuan-tuan Anshar sekalian!kamu tahu, Rasulullah saw menyuruh Abu Bakar Siddik jadi imam sembahyang bagi kaum muslimin sekalian, sebagai ganti dirinya sendiri. Kalau Rasulullah suka memilih Abu Bakar untuk jadi Khalifah-nya dalam agama kita (shalat) mengapakah kita tidak suka memilihnya untuk Khalifah Nabi dalam dunia kita?”
Kemudian Umar memilih Abu Bakar dan bai’ah kepadanya dengan berjabat tangan, lalu dituruti oleh orang Muhajirin. Melihat demikian orang-orang Anshar pun turut bai’ah pula. Besok harinya diadakan bai’ah umum di mesjid Rasulullah saw. Sesudah baia’ah di saqifah tadi.
Kemudian Abu Bakar berpidato. Sesudah memuji Allah, ia berkata: “Amma ba’du, hai manusia sekalian! Aku telah terpilih jadi wali atas kamu hal aku bukan orang terbaik diantara kamu. Jika aku berbuat salah, hendaklah kamu betulkan (luruskan). Benar itu ialah amanat dan dusta itu ialah khianat. Orang yang lemah di antara kamu jadi kuat pada sisiku, hingga kuambilkan haknya dan kukembalikan kepadanya insya Allah, orang yang kuat di antara kamu, jadi lemah pada sisiku, hingga aku ambil hak orang dari padanya, insya Allah. Kaum yang meninggalkan perjuangan pada sabilillah tersiar satu kejahatan pada satu kaum melainkan ditimpakan Allah malapetaka kepadanya. Tatkala kepadaku selama aku taat kepada Allah dan rasulNya dan jika aku durhaka kepada Allah dan rasulNya, maka tidaklah perlu taat kepadaku.
Di sini tampaklah oleh kita, bagaimana siasaw Abu Bakar Siddik Khalifah Rasulullah yang akan di jalankannya untuk mengurus urusan kaum Muslimin, yaitu siasat kemerdekaan berpikir, mengeluarkan buah pikiran dan menegakkan keadilan, yaitu suatu siasat yang tidak ada bandingannya sampai sekarang.

Usaha Abu Bakar Siddik sesudah jadi Khalifah
Meneruskan perjalanan tentara Usman bin Zaid yang telah disiapkan Nabi waktu sakitnya untuk memerangi negeri Rum. Meskipun terjadi kekalutan dan pemberontakan di seluruh tanah Arab sesudah wafat Nabi s.a.w. Abu Bakar Siddik terus mengirim tentara itu. Maka pergilah tentara itu memerangi negeri Syam (yang di bawah jajahan Rum), 40 hari lamanya. Kemudian tentara itu kembali ke Madinah dengan mendapat kemenangan.
Memerangi orang-orang Murtad dan orang-orang dengan berzakat. Tatkala wafat Rasulullah s.a.w. terjadi kekacauan dan pemberontakan di seluruh tanah Arab. Kebanyakan kaum Muslim jadi murtad dan setengahnya tidak mau mengeluarkan zakat, sehingga tidak ada yang kuat memegang teguh agama Islam, melainkan penduduk Madinah. Mekkah dan Thaif. Melihat demikian itu Abu Bakar Siddik menyeru kaum Muslimin untuk memerangi orang-orang yang enggan berzakat itu, meski pun jumlah kaum Muslimin sedikit dan jumlah mereka itu terlalu banyak. Disiapkannya balatentara dengan harta benda sendiri yaitu 40.000 dinar. Dengan pertolongan Allah tunduklah orang-orang yang murtad dan orang-orang yang enggan berzakat itu semuanya sehingga mereka kembali memeluk agama Islam dan mengeluarkan Zakat, sebagaimana pada masa Nabi Mumammad saw. Kalau Abu Bakar memerangi mereka, tentu akan lenyaplah agama Islam di tanah Arab dan tidak ada orang yang mengeluarkan zakat pada masa itu.
Membuka dan menaklukkan sebahagian negeri-negeri yang diperintah oleh Parsi dan Rum. Yaitu Iraq, Syam dan Palestina, sehingga nyatalah kebesaran Islam dan kemegahan kaum Muslim, sedang Abu Bakar mengerjakan demikian itu dalam masa 28 bulan saja.
Mengumpulkan Qur’an. Tatkala orang-orang Qori (hafal Qur’an) meninggalkan dunia di dalam peperangan, maka Umar bin Khattab mengusulkan kepada Abu Bakar Siddik, supaya dikumpulkan Qur’an, lalu Abu Bakar Siddik mengumpulkan Qur’an itu menjadi Mushaf.

Abu Bakar Siddik orang yang mula-mula
A. Memeluk agama Islam;
B. Mengumpulkan Qur’an;
C. Menamakan Qur’an itu Mushaf;
D. Dinamakan Khalifah;
E. Khalifah yang mendapat nafkah (gaji);
F. Mengadakan Baitul Mal (kas Negara)

Wafatnya Abu Bakar Siddik
Abu Bakar Siddik wafat pada tahun 13 H. dan umurnya ketika itu 66 tahun, dikuburkan dekat kuburan Rasulullah saw. rahmatullahi alaih.

Related product you might see:

Share this product :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. el_shalih blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger Template